RSS Feed

Category Archives: BANDUNG

Imah Seniman, Penginapan Nyaman di Lembang

PENGINAPAN ini terletak di pinggir danau yang didominasi pepohonan hijau yang rindang. Imah Seniman, terletak di Jalan Kolonel Matsuri, Desa Cikahuripan, Lembang.

Kawasan Imah Seniman menawarkan konsep akomodasi dengan sentuhan atmosfer pedesaan serta landscape alam.

Ditengah kawasan ini mengalir sungai, dengan gemercik air yang mampu mengajak kita kembali ke kenangan masa kecil, serta memberikan suasana segar bagi mereka yang terbiasa hidup di kota besar yang padat polusi.

Dengan design arsitektur bangunan yang etnik, saat ini tersedia 19 unit resort  yang dapat menciptakan suasana hangat  acara Gathering Outing Anda. Selain Resort, tersedia juga  tersedia 3 unit type villa sebagai pilihan Anda.

Tipe kamar penginapan seluas 15 hektare ini terdiri dari beberapa jenis. Junior Suite dengan bentuk rumah khas Jawa yang didominasi kayu dan ukiran. Tempat tidurnya berdekatan dengan jendela kaca besar. Dari jendela pengunjung bisa menikmati pemandangan danau dan rumah penginapan lain yang mengitari danau. Di ujung danau terdapat air terjun yang menambah keindahannya.

Untuk tipe Suite Room memiliki ukuran lebih luas serta dilengkapi dengan teras dan kursi. Tipe ini terletak di pinggiran sungai buatan. Jaraknya antar penginapan tak berdekatan hingga lebih pribadi. Ada juga Executive Room dan vila-vila yang berisi beberapa kamar.

Cahaya lampu yang menghiasi penginapan melengkapi keindahan pemandangan ketika malam hari. Keadaan pada malam hari cukup dingin. Jika ingin menghangatkan tubuh, pengunjung bisa memesan minuman jahe tradisional seperti bandrek sambil ditemani kehangatan kue surabi.

Rasakan sajian menu makanan khas Sunda di Resto dan Cafe Imah Seniman yang beratapkan jerami dan kayu. Pepohonan yang mengelilingi kawasan tempat makan akan menambah sensasi sesuai dengan konsep restoran: “makan di hutan”.

Kegiatan lain yang juga bisa dilakukan pengunjung antara lain memancing sambil duduk di saung yang khusus disediakan atau memilih untuk melakukan kegiatan outbound. Sebelum pulang mampirlah dulu ke dua toko cinderamata bernama Cocooan dan Papakean untuk membeli souvenir. (kumpulan.info)

Berburu Takjil Tradisi Wisata Kuliner Tahunan

Posted on

Ritual buka puasa menjadi salah satu yang paling bermakna selama Ramadhan, bulan penuh berkah bagi umat Muslim. Setelah menahan haus dan lapar seharian, ngabuburit sembari berburu takjil dan minuman manis telah menjadi tradisi. Tak perlu khawatir, beragam takjil penggugah selera tersaji mulai dari kaki lima hingga hotel bintang lima.

Mendekati bulan puasa, beberapa ruas jalan dan lokasi yang secara tradisi menjadi pusat berburu takjil di Kota Bandung mulai beranjak ramai. Contohnya, kawasan Gasibu, Pusdai, Jalan Dipati Ukur, Jalan Otto Iskandardinata (Otista), dan Jalan Tamansari. Jangan lupa Cendol Elizabeth di Jalan Otista yang menjadi salah satu minuman takjil legendaris di Bandung.

Kawasan yang berdekatan dengan sejumlah kampus ini pada masa-masa ngabuburit menjadi salah satu area yang selalu disesaki mahasiswa. Aneka takjil ditawarkan, mulai kolak, zuppa soup, dawet, cendol, hingga es shanghai. Bagi yang bosan dengan menu standar berbuka, ada es sarang burung dan es goyobod.

Ragam manisan buah juga bisa menjadi pilihan takjil bagi yang ingin berbuka dengan menu lebih sehat. Sebagai penganan ringan pendamping, bisa dipilih gorengan, cilok, otak-otak, combro, dan lumpia yang ditawarkan pedagang lain. Soal harga, tak perlu risau. Setiap takjil dan kudapan ringan dijual Rp 500-Rp 5.000.

Bagi yang menginginkan nuansa lebih privat saat menyantap takjil kemudian diteruskan hidangan berat, berbuka puasa di hotel berbintang bisa jadi pilihan. Diah Suhandi, Public Relations Manager Aston Braga Hotel and Residence, menuturkan, pihaknya telah menyiapkan paket berbuka puasa, termasuk aneka takjil gratis, seharga Rp 50.000 per orang. “Selain itu, kami juga menyediakan teh tarik yang produknya spesial didatangkan dari Malaysia,” ujarnya.

“Supaya tidak bosan, takjil yang disajikan selalu kami ganti setiap hari. Selain kolak, kami membuat aneka jajanan pasar, seperti cocorot dan kue cucur,” tutur Suharjo, Executive Chef Aston Braga.

Grand Hotel Preanger juga menggelar kegiatan bertajuk Parit atau Pasar Ngabuburit. Area parkir GHP di dekat Jalan Asia-Afrika akan disulap menjadi stan-stan makanan tradisional dan modern.

Menurut Assistant Marketing Communication Manager GHP Winda Yuliani, pihaknya menawarkan paket berbuka puasa seharga Rp 70.000 per orang. Selain itu, pengunjung bisa mencicipi aneka kue dari La Patisserie, pastry shop GHP, yang menghadirkan menu andalan, seperti “tikus” (tiramisu kukus) dan lapis bandung Preanger. Tersedia pula menu takjil dengan sentuhan Eropa, seperti fantasy roll, chesse cake, dan florentine mouse cake. Hmm…, lezatnya.

Ritual berburu takjil ternyata memang sudah melekat dalam khazanah urang Sunda sejak lampau. Haryoto Kunto dalam Ramadhan di Priangan (1996) menceritakan, hiruk-pikuk masyarakat Priangan menyambut buka puasa banyak terlihat, misalnya di Masjid Raya dan Masjid Cipaganti. Meski diterpa modernisasi, tradisi ini akan tetap lestari di Bandung yang dikenal sebagai surga jajanan. Wilujeng sararaum!

Ngabuburit di Gedung Sate

Posted on

NGABUBURIT, istilah ini biasanya mendadak familiar di telinga ketika bulan puasa tiba. Kota-kota besar atau daerah tertentu biasanya mempunyai lokasi favorit untuk kegiatan menunggu waktu berbuka ini. Nah, bila berencana pergi ke Bandung, salah satu tempat yang bisa Anda kunjungi adalah Gedung Sate.

Siapa yang tidak kenal Gedung Sate. Ini sudah seperti ikon kota Bandung. Bangunannya sangat khas dengan ornamen tusuk sate pada menara sentralnya.

Tidak hanya itu saja, bangunan yang berada di Jalan Diponegoro ini juga mempunyai daya tarik lain yaitu sebuah taman yang terpelihara dengan baik.

Keindahan taman ini juga sering kali dijadikan lokasi kegiatan yang bernuansakan kekeluargaan, lokasi shooting video klip musik, lokasi foto keluarga atau foto diri. Ini menjadikannya sering dikunjungi banyak orang.

Khusus di hari minggu lingkungan halaman depan Gedung Sate biasanya dijadikan pilihan tempat sebagian besar masyarakat untuk bersantai atau sekedar duduk-duduk menikmati udara segar kota Bandung. Semua cerita ini nampaknya telah mengukuhkan Gedung Sate sebagai salah satu tempat favorit warga bandung untuk bersantai.

Bila di hari biasa dan akhir pekan, gedung yang mulai dibangun pada 1920 ini ramai dikunjungi warga maka keramaian dua kali lipat akan menghinggapinya pada waktu Bulan Ramadhan.

Suasana di halaman depan Gedung Sate dan lapangan Gasibu yang tepat berada di depannya, mendadak akan dipadati pedagang musiman yang menjual berbagai macam menu berbuka puasa.

Apa yang Anda cari? Kolak, es buah, gorengan atau makanan lain untuk berbuka, semuanya ada di sini. Anda hanya tinggal berkeliling dan menyiapkan beberapa lembar uang.

Sendiri, dengan keluarga, ataupun bersama teman mengunjungi Gedung Sate akan menjadi saat yang menyenangkan terutama ketika adzan Maghrib berkumandang.

Waktu yang ideal untuk datang ke sini ialah selepas Ashar karena biasanya berbagai makanan belum diserbu banyak pengunjung. Namun ingat, Anda harus menunggu adzan Maghrib berkumandang dan jangan dulu tergoda dengan berbagai makanan lezat yang dijajakan di sana.